Honda CB400F yang telah dimodifikasi menggunakan turbocharged ini merupakan hasil karya Rick Denoon yang menghabiskan 16 tahun terakhir atau sekitar 10.000 jam.
Kisahnya dimulai pada tahun 2006. Rick baru saja menyelesaikan karya paling mengesankan dalam hidupnya, yaitu sebuah Honda CB400F bersasis Egli yang menjadi cover majalah asal Inggris, Classic Motorcycle Mechanics.
Sebagai seorang desainer CAD 3D, Rick memiliki kebiasaan unik untuk mendesain setiap detail motornya secara digital. Sebelum dibuat secara fisik, ia melakukan analisis mendalam terhadap semua komponen utamanya.
Mulai dari rangka, roda, bodi, hingga part bolt on yang ingin ia gunakan. Seperti yang ada saat ini, CB ini dibuat dengan apa yang disebut Rick sebagai desain ‘Version 28’.
Rick telah mendesain sketsa tersebut hampir 30 kali sejak dimulai pada tahun 2007. Beberapa sketsanya telah diaplikasikan, namun dirobohkan kembali, dan harus dimulai dari awal lagi.
Setelah melalui ribuan jam konsep desain tersebut dituangkan ke media digital, akhirnya Rick Denoon harus memulai karya besarnya dengan sungguh-sungguh.
“Agak memalukan untuk mengakuinya, namun butuh waktu hampir 13 tahun untuk akhirnya memiliki motor yang layak dikendarai di jalan raya,” ucap Rick dikutip dari Bikeexif.com.
Rangka Honda CB400F ini dibuat handmade, dengan menggunakan kombinasi pipa baja dan pelat aluminium T6. Serta subframe baru, yang dibuat dari bahan aluminium T6.
Rick mencangkokkan satu set suspense depan milik Honda CBR954RR, dengan sudut kemiringannya diatur 24,5 derajat. Untuk lengan ayun, Rick mengambil kepunyaan dari Aprilia Mille.
Dia kemudian mempersempitnya agar sesuai dengan satu set roda aluminium khusus, lalu dipasang ke hub dan jari-jari yang dibuat menggunakan mesin CNC. Rencananya, Rick akan menggunakan monoshock milik Honda CBR600RR, tapi Rick melangkah lebih jauh dari sekadar membuat spacer dan memasangnya.
“Suspensi belakang didesain menggunakan software khusus suspensi Tony Foale untuk meniru kurva gaya CBR600RR. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa penggunaan shock CBR akan menghasilkan kekuatan suspensi yang sesuai,” jelas Rick.
“Software dari Foale akan memberi kami vektor dan jumlah gaya yang ditransfer dari roda belakang melalui swing arm, menuju link, dan akhirnya ke titik pemasangan di rangka,” sebutnya.
Setelah bagian sasis utama disortir, Rick beralih ke rem dan kontrol. Triple clamp, footstep, hingga setang clip-on dibuat dengan mesin CNC.
Disc depan tunggal dan kaliper menggunakan kepunyaan dari CBR954RR. Sedangkan kaliper Brembo dipasang ke cakram belakang yang diambil dari CBR600F.
Rick mengaku dalam pertengahan jalan proses modifikasi, dia menemukan beberapa salinan turbo IDI Cina yang murah. Rick mulai bertanya-tanya, mungkinkah ini bagian terakhir yang hilang?
Tentu saja, jika dirinya menambahkan turbo berarti Rick harus mengatur ulang system injeksi bahan bakarnya. Oleh karena itu, dirinya menambahkan ECU MicroSquirt, intercooler Bell yang dipasang khusus, dan sepasang throttle body dan injektor milik CBR600RR.
Sayangnya, dengan semua komponen yang sudah tersedia tersebut, Rick menyadari bahwa mesin CB400F tidak akan menghasilkan arus listrik yang cukup untuk menjalankan sistem injeksi yang baru. Oleh karena itu, dia membuat perbaikan khusus yang juga dia ambil dari CBR600RR.
Memasang generator baru dari CBR600RR bukanlah tugas yang mudah. Rick harus mengawinkan rotor CBR yang berdiameter besar dengan di crankcase 400F yang jauh lebih kecil.
Setelah berhasil memasang sistem injeksi baru, cover baru diperlukan untuk melindungi komponen tersebut. Oleh karena itu dirinya membuat cover penutup mesin yang dibikin menggunakan CNC seperti yang bisa dilihat pada motor tersebut saat ini.
Power pada crankshaft meningkat hampir dua kali lipat, dari 37 hp melonjak menjadi 65 hp dengan torsi meningkat sekitar 27 Nm.
“Motor ini dapat dikendarai, berhenti, dan dikendalikan seperti motor modern. Karena suspensi, rem, dan geometrinya cukup nyaman untuk dikendarai,” ungkap Rick.
“Saya telah menempuh jarak lebih dari 28.000 km (sekitar 17.400 mil) dalam empat tahun terakhir,” pungkasnya.
Foto: Bikeexif.com