Motor bebek trail atau adventure telah menjadi tren para bikers di luar negeri, apakah akan menular ke Indonesia?
Setelah pasar otomotif Thailand dan Malaysia meluncurkan model motor bebek trail, tren tersebut mulai dinanti masyarakat Vietnam.
Dikutip dari 2banh.vn, Yamaha Vietnam kedepannya juga akan menyasar segmen tersebut.
Besar kemungkinan motor bebek trail ini menjadi tren dalam waktu dekat berkat model dan fitur unik yang tersembunyi di motor tersebut.
Untuk kendaraan segala medan, segmen ini telah dimunculkan oleh beberapa pabrikan motor Jepang.
Diantaranya Suzuki Raider J Crossover, Yamaha PG-1, Honda CT125. Bahkan merek motor lokal Malaysia juga ikut meramaikan pasar ini dengan Aveta Ranger Max Explorer. Gak tetinggalan Sodoran dari negeri Titai bambu China Zhongsen Yemi.
Semuanya mengusung bahasa desain nostalgia yang khas, dipadukan dengan desain Scrambler pada platform motor bebek. Hal ini menjadikan model ini benar-benar berbeda dari kebanyakan motor bebek lainnya.
Desain yang menarik adalah salah satu keunggulan bebek trail tersebut. Jika mengandalkan kekuatan tersebut, mereka mampu mengesankan konsumen hanya dalam pandangan pertama.
Desain tersebut cocok untuk segala usia dan memiliki daya tarik tersendiri baik bagi pria maupun wanita.
Meski memiliki desain yang berbeda dengan motor bebek kebanyakan, namun ada kesamaan yang terlihat jelas. Yaitu, sama-sama mengusung mesin tidur yang banyak digunakan motor bebek.
Mesin tersebut berkapasitas tidak lebih dari 125 cc yang menggunakan kopling otomatis. Gampang digunakan oleh semua orang, dan tidak perlu memakan waktu lama untuk beradaptasi, seperti motor berkopling manual.
Selain itu, perawatan atau perbaikannya juga tergolong murah dan mudah. Karena spare part yang digunakan sama seperti motor bebek pada umumnya.
Berkat kopling otomatis, pengendara bakal lebih santai dan nyaman saat berkendara di perkotaan. Struktur stang naked ini juga memberikan kemampuan manuver di medan yang sempit.
Enggak sampai disitu, bebek trail ini juga mendorong bikers ke jalur backpacker yang sesungguhnya. Bikers bisa melalui perjalanan yang selaras dengan alam untuk bisa mewujudkan ‘healing’ mereka.
Dengan konsep bebek trail ini, bikers tidak berhenti di jalan aspal saja, namun juga mampu melaju stabil di medan pegunungan yang sulit dan bergelombang.
Berkat suspensi depan dan belakang yang mempunyai travel lebih panjang, efektif meredam guncangan saat melaju di medan datar dan bergelombang.
Motor bebek ini juga dibekali dengan banyak aksesoris. Aksesoris ini bukan cuma mengubah tampilan, tapi membuat pengendaranya lebih nyaman saat melakukan perjalanan.
Misalnya Yamaha PG-1, jok belakangnya bisa diganti dan memasang tas yang disediakan oleh Yamaha Thailand untuk dapat membawa barang lebih banyak.
Meski mendapat perhatian yang besar, sayangnya motor bebek trail ini masih bernasib buruk di pasar Indonesia.
Harga jualnya yang terlalu mahal karena unitnya masih import, Honda CT125 misalnya, dijual dengan harga Rp 81,4 juta (OTR Jakarta) oleh PT Astra Honda Motor.
Jika Yamaha Indonesia Motor Mfg. (YIMM) meluncurkan PG-1 dan membanderolnya dengan harga yang wajar, hal ini bisa membantu segmen motor bebek trail menjadi lebih menarik.
Dari sisi custom tentunya sangat memungkinkn untuk menghadirkan bebek trail atau adventure ini. Motor-motor bebek yang sudah lebih dulu diproduksi di Indonesia yang sempat jadi primadona sebelum era motor matic, tentu bisa jadi bahan buat ubahan dengan harga terjangkau.
Ditangan para builder motor-motor yang telah dirilis 10 tahun lalu ini bisa tampil mentereng, siap buat menjelajah alam. Gak kalah sama motor-motor baru sodoran pabrikan
Kita tunggu saja!